Gak sempet posting. :P
Kamis, 05 Desember 2013
Senin, 04 November 2013
AGAR INTELEK LEBIH MELEK
1.
Memahami yang paling penting
daripada yang penting.
Mampu melihat secara akurat dan melesat meraih prestasi yang
dahsyat.
2.
Mampu melihat yang lebih buruk
dari dua keburukan.
Ini dihasilkan dari pengalaman sendiri maupun belajar dari kesalahan
orang lain.
3.
Kemampuan memanfaatkan.
Bekerja bukan sekedar mencari upah, tapi lebih dari itu yakni untuk
belajar, beribadah, dan menebar kebaikan.
4.
Berani berbeda, jadilah yang
terbaik.
Yang berbeda belum tentu baik, tetapi yang terbaik pasti berbeda.
5.
Kemampuan untuk mengekang diri.
Setiap tindakan ada balasan. Ada aksi dan reaksi, kata guru fisika.
Mengekang diri agar terjaga stabilitasnya.
6.
Kemampuan mengeksekusi diri.
Bila sudah membuat rencana segera di-eksekusi, jangan ditunda lagi.
Orang yang gagal membuat rencana, akan gagap merealisir mimpi.
7.
Kemampuan menyiapkan masa
depan.
8.
Melihat perbuatan hari ini
pasti berimplikasi bagi masa nanti.
Sumber: The Way
to Win, Soklihin Abu Izzudin, Pro-U Media.
Sabtu, 05 Oktober 2013
BATU BESAR
Suatu hari seorang dosen member kuliah tentang manajemen waktu pada
para mahasiswanya. Dengan penuh semangat, dia berdiri di depan kelas dan
berkata “Sekarang waktunya untuk kuis”. Kemudian dia mengeluarkan ember kosong
dan meletakkannya di meja. Kemudian dia mengisi ember tersebut dengan batu
sebesar kepalan tangan. Dia terus mengisi hingga tidak ada lagi batu yang cukup
untuk dimasukkan ke dalam ember. Lalu dia bertanya, “Menurut kalian, apakah
ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa serentak menjawab “Ya!”
Dosen itu
bertanya kembali, “Apakah demikian?” Kemudian dari dalam meja, dia mengeluarkan
sekantong kerikil kecil. Dia menuangkan kerikil itu ke dalam ember lalu
mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi
celah-celah kosong di antara batu-batu besar itu. Kemudian dia sekali lagi
bertanya, “Nah, apakah ember itu sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Lalu seorang mahasiswa menjawab,
“Mungkin tidak.”
“Bagus sekali.”
Sahut dosen itu. Kemudian dia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkan ke
dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu besar
dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya, “Baiklah, apakah ember ini sudah penuh?”
“Belum!” Sahut seluruh kelas.
“Bagus, bagus
sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkannya sampai ke bibir
ember. Lalu ia kembali bertanya, “Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?”
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, “Maksudnya
adalah, tak perduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat
tenaga maka pasti akan bisa mengerjakannya.”
“Jawaban yang
bagus tapi lebih tepatnya, kenyataan dari ilustrasi tersebut mengajarkan pada
kita bahwa bila kita tidak memasukkan “batu besar” terlebih dahulu, maka kita
tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
Apa yang
dimaksud “batu besar” dalam hidup anda? Keluarga Anda; pendidikan Anda, hal-hal
yang terpenting dalam hidup Anda; mengejarkan sesuatu kepada orang lain;
melakukan pekerjaan yang anda cintai; waktu untuk diri sendiri; kesehatan Anda;
teman Anda; atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk
selalu memasukkan “batu besar” pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya.
Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka
hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya
tidak perlu. Karena dengan demikian, Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang
sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal yang besar dan penting.
Oleh karena
itu, setiap pagi atau malam, tanyalah pada diri Anda sendiri, “Apakah “batu
besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan
itu pertama kali.
Sumber: Unknown
Author.
Rabu, 11 September 2013
ANALOGI
Seorang tukang cukur dan konsumennya asyik ngobrol, mereka
membicarakan banyak hal dan sesaat topic pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si
tukang cukur bilang, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada. Coba anda perhatikan di
jalanan, jika Tuhan itu ada, adakah yang sakit? Adakah anak terlantar? Jika
Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat
membayangkan Tuhan yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.
Si konsumen
diam untuk berpikir sejenak, tetapi tidak merespon karena dia tidak ingin
memulai adu pendapat, kemudian si konsumen pun pergi. Beberapa saat setelah dia
meninggalkan ruangan itu, dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang
panjang, berombak kasar, kotor, dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu
terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen
balik ke tempat si tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya tidak ada
tukang cukur.” Si tukang cukur tidak terima, “Kamu kok bisa bilang begitu? Saya
disini dan saya tukang cukur. Barusan saya mencukurmu!”. “Tidak!” elak si
konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan
rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” si
konsumen menambahkan.
“Ah tidak,
tetapi tukang cukur tetap ada!” sanggag si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat
itu adalah salah mereka sendiri, mengapa mereka tidak datang ke saya,” jawab si
tukang cukur membela diri.
“Cocok!” kata
si konsumen menyetujui. “Itulah masalah utamanya! Sama dengan Tuhan, Tuhan itu
juga ada! Tetapi apa yang terjadi? Orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan
tidak mau mencari-Nya. Oleh karena itu, banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan
di dunia ini.” Si tukang cukur terbengong!!!
Sumber: Kumpulan
Cerita Motivasi, Daryanto PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Rabu, 21 Agustus 2013
Sabtu, 20 Juli 2013
Kamis, 18 Juli 2013
KEBERSAMAAN
Seorang anak bertanya kepada ayahnya, “Ayah, berapa penghasilanmu 1
jam?”. Mendengar pertanyaan ini sang ayah marah lalu berkata dengan kasar,
“Jangan ganggu aku!”. Sang ayah baru saja pulang kerja dalam keadaan capai dan
muram.
Namun, anaknya
bersikeras dengan pertanyaannya. “Ayah, berapa penghasilanmu, tolong jawab!”.
Dengan suara yang tidak menyenangkan dia menjawab, “Delapan dolar satu jam.”
“Ayah, boleh tidak, aku pinjam 4 dolar?” “Aku sudah berkata, jangan ganggu aku!
Diam dan pergilah ke kamarmu!” Bentak ayahnya.
Memasuki saat tidur malam, sang ayah sudah
merasa agak tenang. Ia menyesali perlakuannya tadi, lalu pergi ke loteng menuju
kamar anaknya. “Kau sudah tidur?” Tanya ayahnya. Ia lalu memberi anaknya 4
dolar yang tadi hendak dipinjamnya. Anaknya mengucapkan terima kasih, lalu
menyisipkan tangannya ke bawah bantal dan mengeluarkan dari bawahnya uang 4
dolar yang tampak kusut. “Sekarang aku punya delapan dolar! Ayah bolehkah aku
membeli sejam saja dari waktumu?”
Sumber: Hikmah
dari Seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah.
Jumat, 14 Juni 2013
Jumat, 10 Mei 2013
WANITA YANG BERUNTUNG
Suasana
pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukan pukul 08.30 ketika seorang lelaki tua
umur 80-an masuk untuk meminta aga jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata
bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 09.00. Aku memahami
gelagatnya lalu memintanya untuk duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan
waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.
Sambil merawat lukanya aku
terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia punya
janji dengan salah seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru.
Ia menjawab tidak, ia harus pergi ke rumah perawatan (nursing home) untuk
sarapan bersama istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadaan istrinya. Ia
berkata bahwa istrinya menderita Alzheimer dan belum lama dirawat di tempat
itu.
Sambil mengobrol, kuselesaikan
balutan di ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa khawatir bahwa
hari ini ia agaak terlambat. Ia menjawab bahwa istriya sudah lima tahun tidak
lagi mengenalinya.
Aku merasa terkejut dan
bertanya, “Apakah kau pergi ke sana setiap hari meski istrimu sudah tidak
mengenalimu?”
Ia tersenyum, menepuk tanganku
lalu berkata, “Benar ia tidak mengenaliku, tapi aku kan mengenalinya!”
Sumber: Hikmah dari Seberang, Unknown
Author, Pustaka Zawiyah.
Selasa, 09 April 2013
Andaikan aku masuk jurusan IPS
Pasti blog ini terurus dengan baik... (mungkin?)
Kamis, 14 Maret 2013
TUJUH KEAJAIBAN DUNIA
Sekelompok
murid ditugaskan untuk membuat daftar tentang segala sesuatu yang mereka anggap
sebagai tujuh keajaiban dunia. Meskipun terjadi beberapa ketidaksepakatan,
namun kebanyakan murid membuat daftar sebagai berikut:
1.
Piramid di Mesir
2.
Taj Mahal
3.
Grand Canyon
4.
Terusan Panama
5.
Empire State Building
6.
St. Peter’s Basilica
7.
Tembok Cina
Ketika
mengumpulkan kertas para murid, Pak Guru memperhatikan ada seorang murid
perempuan yang belum menyerahkan daftarnya, lalu ia bertanya apakah ia
mengalami kesulitan dalam menyusun daftarnya. Murid perempuan itu menjawab,
“Ya, ada kesulitan sedikit. Aku tidak bisa memutuskan mana yang harus kudaftar.
Ada begitu banyak keajaiban.” Pak Guru berkata, “Jika demikian, bacakan padaku
apa-apa yang telah kau catat, mungkin nanti aku bisa membantumu.” Murid itu
ragu sejenak, tapi kemudian membacakan daftarnya. “Menurutku, tujuh keajaiban
dunia adalah:
1.
Menyentuh
2.
Merasakan
3.
Melihat
4.
Mendengar
Ia ragu sejenak lalu menambahkan:
5.
Tersenyum
6.
Tertawa
7.
Dan mencintai”
Ruang
kelas menjadi begitu sunyi sehingga suara jarum jatuh pun dapat terdengar.
Sumber: Hikmah dari Seberang, Unknown
Author, Pustaka Zawiyah.
Sekelompok
murid ditugaskan untuk membuat daftar tentang segala sesuatu yang mereka anggap
sebagai tujuh keajaiban dunia. Meskipun terjadi beberapa ketidaksepakatan,
namun kebanyakan murid membuat daftar sebagai berikut:
1.
Piramid di Mesir
2.
Taj Mahal
3.
Grand Canyon
4.
Terusan Panama
5.
Empire State Building
6.
St. Peter’s Basilica
7.
Tembok Cina
Ketika
mengumpulkan kertas para murid, Pak Guru memperhatikan ada seorang murid
perempuan yang belum menyerahkan daftarnya, lalu ia bertanya apakah ia
mengalami kesulitan dalam menyusun daftarnya. Murid perempuan itu menjawab,
“Ya, ada kesulitan sedikit. Aku tidak bisa memutuskan mana yang harus kudaftar.
Ada begitu banyak keajaiban.” Pak Guru berkata, “Jika demikian, bacakan padaku
apa-apa yang telah kau catat, mungkin nanti aku bisa membantumu.” Murid itu
ragu sejenak, tapi kemudian membacakan daftarnya. “Menurutku, tujuh keajaiban
dunia adalah:
1.
Menyentuh
2.
Merasakan
3.
Melihat
4.
Mendengar
Ia ragu sejenak lalu menambahkan:
5.
Tersenyum
6.
Tertawa
7.
Dan mencintai”
Ruang
kelas menjadi begitu sunyi sehingga suara jarum jatuh pun dapat terdengar.
Sumber: Hikmah dari Seberang, Unknown
Author, Pustaka Zawiyah.
Langganan:
Postingan (Atom)