Senin, 04 November 2013

AGAR INTELEK LEBIH MELEK


1.       Memahami yang paling penting daripada yang penting.

Mampu melihat secara akurat dan melesat meraih prestasi yang dahsyat.

2.       Mampu melihat yang lebih buruk dari dua keburukan.

Ini dihasilkan dari pengalaman sendiri maupun belajar dari kesalahan orang lain.

3.       Kemampuan memanfaatkan.

Bekerja bukan sekedar mencari upah, tapi lebih dari itu yakni untuk belajar, beribadah, dan menebar kebaikan.

4.       Berani berbeda, jadilah yang terbaik.

Yang berbeda belum tentu baik, tetapi yang terbaik pasti berbeda.

5.       Kemampuan untuk mengekang diri.

Setiap tindakan ada balasan. Ada aksi dan reaksi, kata guru fisika.

Mengekang diri agar terjaga stabilitasnya.

6.       Kemampuan mengeksekusi diri.

Bila sudah membuat rencana segera di-eksekusi, jangan ditunda lagi.

Orang yang gagal membuat rencana, akan gagap merealisir mimpi.

7.       Kemampuan menyiapkan masa depan.

8.       Melihat perbuatan hari ini pasti berimplikasi bagi masa nanti.

Sumber:               The Way to Win, Soklihin Abu Izzudin, Pro-U Media.

Sabtu, 05 Oktober 2013

BATU BESAR



Suatu hari seorang dosen member kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswanya. Dengan penuh semangat, dia berdiri di depan kelas dan berkata “Sekarang waktunya untuk kuis”. Kemudian dia mengeluarkan ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian dia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Dia terus mengisi hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Lalu dia bertanya, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa serentak menjawab “Ya!”
                Dosen itu bertanya kembali, “Apakah demikian?” Kemudian dari dalam meja, dia mengeluarkan sekantong kerikil kecil. Dia menuangkan kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu besar itu. Kemudian dia sekali lagi bertanya, “Nah, apakah ember itu sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Lalu seorang mahasiswa menjawab, “Mungkin tidak.”
                “Bagus sekali.” Sahut dosen itu. Kemudian dia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkan ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu besar dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya, “Baiklah, apakah ember ini sudah penuh?”
“Belum!” Sahut seluruh kelas.
                “Bagus, bagus sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkannya sampai ke bibir ember. Lalu ia kembali bertanya, “Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?” Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, “Maksudnya adalah, tak perduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti akan bisa mengerjakannya.”
                “Jawaban yang bagus tapi lebih tepatnya, kenyataan dari ilustrasi tersebut mengajarkan pada kita bahwa bila kita tidak memasukkan “batu besar” terlebih dahulu, maka kita tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
                Apa yang dimaksud “batu besar” dalam hidup anda? Keluarga Anda; pendidikan Anda, hal-hal yang terpenting dalam hidup Anda; mengejarkan sesuatu kepada orang lain; melakukan pekerjaan yang anda cintai; waktu untuk diri sendiri; kesehatan Anda; teman Anda; atau semua yang berharga.
                Ingatlah untuk selalu memasukkan “batu besar” pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian, Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal yang besar dan penting.
                Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, tanyalah pada diri Anda sendiri, “Apakah “batu besar”  dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.
Sumber:               Unknown Author.

Rabu, 11 September 2013

ANALOGI


Seorang tukang cukur dan konsumennya asyik ngobrol, mereka membicarakan banyak hal dan sesaat topic pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada. Coba anda perhatikan di jalanan, jika Tuhan itu ada, adakah yang sakit? Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.
                Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tetapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat, kemudian si konsumen pun pergi. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu, dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor, dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
                Si konsumen balik ke tempat si tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya tidak ada tukang cukur.” Si tukang cukur tidak terima, “Kamu kok bisa bilang begitu? Saya disini dan saya tukang cukur. Barusan saya mencukurmu!”. “Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” si konsumen menambahkan.
                “Ah tidak, tetapi tukang cukur tetap ada!” sanggag si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, mengapa mereka tidak datang ke saya,” jawab si tukang cukur membela diri.
                “Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah masalah utamanya! Sama dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada! Tetapi apa yang terjadi? Orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Oleh karena itu, banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.” Si tukang cukur terbengong!!!
Sumber:               Kumpulan Cerita Motivasi, Daryanto PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Kamis, 18 Juli 2013

KEBERSAMAAN


Seorang anak bertanya kepada ayahnya, “Ayah, berapa penghasilanmu 1 jam?”. Mendengar pertanyaan ini sang ayah marah lalu berkata dengan kasar, “Jangan ganggu aku!”. Sang ayah baru saja pulang kerja dalam keadaan capai dan muram.
                Namun, anaknya bersikeras dengan pertanyaannya. “Ayah, berapa penghasilanmu, tolong jawab!”. Dengan suara yang tidak menyenangkan dia menjawab, “Delapan dolar satu jam.” “Ayah, boleh tidak, aku pinjam 4 dolar?” “Aku sudah berkata, jangan ganggu aku! Diam dan pergilah ke kamarmu!” Bentak ayahnya.
Memasuki saat tidur malam, sang ayah sudah merasa agak tenang. Ia menyesali perlakuannya tadi, lalu pergi ke loteng menuju kamar anaknya. “Kau sudah tidur?” Tanya ayahnya. Ia lalu memberi anaknya 4 dolar yang tadi hendak dipinjamnya. Anaknya mengucapkan terima kasih, lalu menyisipkan tangannya ke bawah bantal dan mengeluarkan dari bawahnya uang 4 dolar yang tampak kusut. “Sekarang aku punya delapan dolar! Ayah bolehkah aku membeli sejam saja dari waktumu?”
Sumber:               Hikmah dari Seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah.

Jumat, 10 Mei 2013

WANITA YANG BERUNTUNG


Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukan pukul 08.30 ketika seorang lelaki tua umur 80-an masuk untuk meminta aga jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 09.00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya untuk duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.
                Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia punya janji dengan salah seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. Ia menjawab tidak, ia harus pergi ke rumah perawatan (nursing home) untuk sarapan bersama istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadaan istrinya. Ia berkata bahwa istrinya menderita Alzheimer dan belum lama dirawat di tempat itu.
                Sambil mengobrol, kuselesaikan balutan di ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa khawatir bahwa hari ini ia agaak terlambat. Ia menjawab bahwa istriya sudah lima tahun tidak lagi mengenalinya.
                Aku merasa terkejut dan bertanya, “Apakah kau pergi ke sana setiap hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?”
                Ia tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, “Benar ia tidak mengenaliku, tapi aku kan mengenalinya!”
Sumber:               Hikmah dari Seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah.

Selasa, 09 April 2013

Kamis, 14 Maret 2013

TUJUH KEAJAIBAN DUNIA


Sekelompok murid ditugaskan untuk membuat daftar tentang segala sesuatu yang mereka anggap sebagai tujuh keajaiban dunia. Meskipun terjadi beberapa ketidaksepakatan, namun kebanyakan murid membuat daftar sebagai berikut:
1.       Piramid di Mesir
2.       Taj Mahal
3.       Grand Canyon
4.       Terusan Panama
5.       Empire State Building
6.       St. Peter’s Basilica
7.       Tembok Cina
Ketika mengumpulkan kertas para murid, Pak Guru memperhatikan ada seorang murid perempuan yang belum menyerahkan daftarnya, lalu ia bertanya apakah ia mengalami kesulitan dalam menyusun daftarnya. Murid perempuan itu menjawab, “Ya, ada kesulitan sedikit. Aku tidak bisa memutuskan mana yang harus kudaftar. Ada begitu banyak keajaiban.” Pak Guru berkata, “Jika demikian, bacakan padaku apa-apa yang telah kau catat, mungkin nanti aku bisa membantumu.” Murid itu ragu sejenak, tapi kemudian membacakan daftarnya. “Menurutku, tujuh keajaiban dunia adalah:
1.       Menyentuh
2.       Merasakan
3.       Melihat
4.       Mendengar

Ia ragu sejenak lalu menambahkan:

5.       Tersenyum
6.       Tertawa
7.       Dan mencintai”
Ruang kelas menjadi begitu sunyi sehingga suara jarum jatuh pun dapat terdengar. 
Sumber:               Hikmah dari Seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah.

Sekelompok murid ditugaskan untuk membuat daftar tentang segala sesuatu yang mereka anggap sebagai tujuh keajaiban dunia. Meskipun terjadi beberapa ketidaksepakatan, namun kebanyakan murid membuat daftar sebagai berikut:
1.       Piramid di Mesir
2.       Taj Mahal
3.       Grand Canyon
4.       Terusan Panama
5.       Empire State Building
6.       St. Peter’s Basilica
7.       Tembok Cina
Ketika mengumpulkan kertas para murid, Pak Guru memperhatikan ada seorang murid perempuan yang belum menyerahkan daftarnya, lalu ia bertanya apakah ia mengalami kesulitan dalam menyusun daftarnya. Murid perempuan itu menjawab, “Ya, ada kesulitan sedikit. Aku tidak bisa memutuskan mana yang harus kudaftar. Ada begitu banyak keajaiban.” Pak Guru berkata, “Jika demikian, bacakan padaku apa-apa yang telah kau catat, mungkin nanti aku bisa membantumu.” Murid itu ragu sejenak, tapi kemudian membacakan daftarnya. “Menurutku, tujuh keajaiban dunia adalah:
1.       Menyentuh
2.       Merasakan
3.       Melihat
4.       Mendengar

Ia ragu sejenak lalu menambahkan:

5.       Tersenyum
6.       Tertawa
7.       Dan mencintai”
Ruang kelas menjadi begitu sunyi sehingga suara jarum jatuh pun dapat terdengar. 
Sumber:               Hikmah dari Seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah.