Sabtu, 05 Oktober 2013

BATU BESAR



Suatu hari seorang dosen member kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswanya. Dengan penuh semangat, dia berdiri di depan kelas dan berkata “Sekarang waktunya untuk kuis”. Kemudian dia mengeluarkan ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian dia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Dia terus mengisi hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Lalu dia bertanya, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa serentak menjawab “Ya!”
                Dosen itu bertanya kembali, “Apakah demikian?” Kemudian dari dalam meja, dia mengeluarkan sekantong kerikil kecil. Dia menuangkan kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu besar itu. Kemudian dia sekali lagi bertanya, “Nah, apakah ember itu sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Lalu seorang mahasiswa menjawab, “Mungkin tidak.”
                “Bagus sekali.” Sahut dosen itu. Kemudian dia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkan ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu besar dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya, “Baiklah, apakah ember ini sudah penuh?”
“Belum!” Sahut seluruh kelas.
                “Bagus, bagus sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkannya sampai ke bibir ember. Lalu ia kembali bertanya, “Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?” Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, “Maksudnya adalah, tak perduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti akan bisa mengerjakannya.”
                “Jawaban yang bagus tapi lebih tepatnya, kenyataan dari ilustrasi tersebut mengajarkan pada kita bahwa bila kita tidak memasukkan “batu besar” terlebih dahulu, maka kita tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
                Apa yang dimaksud “batu besar” dalam hidup anda? Keluarga Anda; pendidikan Anda, hal-hal yang terpenting dalam hidup Anda; mengejarkan sesuatu kepada orang lain; melakukan pekerjaan yang anda cintai; waktu untuk diri sendiri; kesehatan Anda; teman Anda; atau semua yang berharga.
                Ingatlah untuk selalu memasukkan “batu besar” pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian, Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal yang besar dan penting.
                Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, tanyalah pada diri Anda sendiri, “Apakah “batu besar”  dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.
Sumber:               Unknown Author.